6 Cara Hadapi Rekan Kerja Pemalas

Rekan Kerja Anda Pemalas? Hadapi dengan 6 Cara Ini Saja, Glitzy!



Bukan memusuhinya, justru mencari solusi agar pekerjaan Anda tidak terganggu dan rekan kerja pun menyadari kesalahannya.

Menyebalkan! Bagaimana tidak, saat Anda dan rekan kerja yang lain fokus bekerja, rekan kerja pemalas (juga fokus) pada permainan melalui smartphone-nya, mengakses Facebook atau online shopping, streaming film di YouTube, dan nongkrong berlama-lama di luar ruang kerja. Bukan sesekali, namun sering sekali.

Tidak juga handal mampu bekerja cepat, pekerjaannya yang tidak selesai justru menghambat pekerjaan di divisi Anda. Kelakuannya pun dirasa telah mengganggu proses pekerjaan hingga membuat deadline mundur dan hasilnya tak maksimal. Bahayanya, jika dibiarkan,rekan kerja pemalas bisa semakin lupa diri dan Anda pun makin dirugikan.

Tak perlu emosi berlebihan jika menemukan kasus serupa. Tanpa perlu menyudutkan rekan kerja yang pemalas atau justru mencari masalah baru, Anda bisa, kok, mengatasi masalah ini. Langkah-langkah ini akan membantu Anda menemukan solusinya.


Abaikan Sikapnya, Bila...

Jika Anda tidak terikat pekerjaan apapun dengannya, abaikan saja. Jangan sampai ia menjadi penghalang ataupun mengganggu kualitas diri Anda sendiri. Tetaplah fokus dengan pekerjaan Anda sendiri, kerjakan dengan maksimal, dan tak perlu ikut campur dengan kelakuan si pemalas tadi. “Human beings are funny that way. We will spend more time focusing on the fact that our colleague isn’t doing their work than it would take to just do it ourselves,” ujar Stever Robbins, Executive dan Personal Coach asal Cambridge.

Hati-hati dengan Rasa Iri

Normal jika Anda merasa kesal. Namun, bedakan rasa kesal dengan rasa iri, Glitzy. Anda tak perlu merasa iri hati dengan rekan kerja yang malas. Tak ada hal baik yang perlu dicemburui dari dirinya. Fokuskan diri pada bagaimana memaksimalkan pekerjaan Anda, daripada sibuk memikirkan pekerja yang pemalas. Tetap profesional! “By pointing out that it’s not fair, we just make ourselves feel bad and the situation doesn’t change. Instead, focus on being the best that you can be,” tambah Stever.

Atur Strategi Kerja

Jika Anda terlibat kerjasama dengan dirinya, buatlah strategi khusus. Diskusikan di awal untuk membagikan pekerjaan—mana yang harus dikerjakan oleh Anda, mana pula yang harus dikerjakan oleh dirinya. Di tengah proses kerja, lakukan review bersama. Jika dirinya menunda pekerjaan, sebaiknya ingatkan dengan memposisikan diri Anda sebagai partner project yang baik. Ketika harus melakukan laporan pada atasan, nantinya akan dengan mudah mengetahui letak kesalahan jika si pemalas masih mengabaikan pekerjaannya.



Menegur dengan Cara Yang Benar

Jika pekerjaannya bersenggolan dengan Anda, tidak salah, kok, menegurnya saat menemui pekerjaan yang belum terselesaikan. Jangan takut dimusuhi jika Anda bertanya dengan cara yang baik. Jika menemuinya sedang bermalas-malasan—pada saat suasana kantor sedang padat pekerjaan—tegur halus dirinya. Hindari nada sinis atau emosi agar tidak memunculkan spekulasi lain. Tak mempan teguran halus? Anda bisa mencobanya dengan sindiran bernada tegas saat rekan kerja pemalas sudah keterlaluan. Sindiran secara tegas setidaknya dapat ‘menyentil’ atau menyadarkan dirinya akan tanggung jawab yang seharusnya ia kerjakan.

Duduk Bareng’ Saja!

Mungkin terasa menyebalkan ketika harus melakukan pekerjaan bersama-sama dengan rekan kerja yang pemalas. Namun, jadikan hal ini tantangan buat Anda. Ajak dirinya duduk bersama untuk melakukan brainstorming. Saat memulai pekerjaan pun demikian, giring dirinya dengan pola kerja yang benar untuk membuat dirinya berubah lebih serius. Atur komunikasi dua arah dan ingatkan dirinya untuk tetap fokus. Ya, secara tidak langsung, Anda mengubah cara kerjanya menjadi lebih baik—termasuk melatih bakat supervisi Anda.


Jangan Tertular Sifatnya. Tetap Profesional!

Jika si pemalas merupakan rekan kerja dekat atau berteman dengan baik dengan Anda, biasanya perasaan dilemma menjadi besar. Bersikaplah profesional. Jangan sampai sifat malasnya ‘menular’ kepada Anda dan mengakibatkan pekerjaan terbengkalai. Saat sedang bersamanya, nasehati dirinya baik-baik. Selebihnya, jangan campur aduk pertemanan dan dan pekerjaan agar Anda tak terlibat masalah. "It’s tempting to follow their lead if they are getting away with it, but don’t fall into that trap,” tegas Stever.

Bicarakan pada Atasan

Ini adalah jalan terakhir jika Anda sudah merasa rekan kerja tersebut di luar batas kewajaran. Tanpa berniat ‘menusuk’ dari belakang, Anda berhak untuk melaporkan tindakannya kepada atasan terkait. Anda dapat mengawali pembicaraan bersama atasan dengan lebih dulu menanyakan job description rekan kerja tersebut. Jabarkan masalah secara objektif, bukan memperkeruh suasana, membuat drama, namun carilah solusi dan penyelesainnya.

(Elizabeth Puspa/Saskia Damanik, Images: Berbagai sumber)

Share this

Related Posts

Latest
Previous
Next Post »

Terima Kasih Telah Mengunjungi Blog saya dan Berkomentar dengan Sopan :)